Senin, November 08, 2021

Early Childhood Education and Development (ECED) Impact Evaluation

  Budiarto Eko Kusumo       Senin, November 08, 2021
“Pondasi masa kanak-kanak usia dini – termasuk kesehatan yang baik, gizi yang cukup dan lingkungan yang memberdayakan – dapat membantu memastikan terjadinya transisi yang mulus ke pendidikan sekolah dasar, memberikan kemungkinan yang lebih baik untuk menyelesaikan pendidikan dasar, dan memberikan jalan keluar dari jerat kemiskinan.” (UNESCO, 2007).
Masa usia dini adalah masa yang sangat aktif bagi perkembangan otak yang menetapkan pondasi dasar bagi proses pembelajaran di kemudian hari. Kehidupan usia dini seorang anak memiliki konsekuensi besar bagi kehidupan mereka ketika dewasa nanti. Hasil yang buruk dalam pendidikan dan perkembangan masa usia dini akan berbuntut panjang dan memberikan dampak pada prestasi sekolah, kualitas pekerjaan, besarnya gaji, kriminalitas, dan kecakapan sosial di waktu dewasa. Produktivitas suatu negara di masa depan akan terancam sekiranya anak-anak tidak dilindungi dan tidak diberikan kesempatan untuk berkembang sepenuhnya.

Field practice di PAUD Permata Bunda Lampung Selatan (Foto: 11/01/2013)

Mengingat pentingnya perkembangan anak usia dini, World Bank dan Pemerintah Republik Indonesia telah berkomitmen untuk menjalankan program baru yang cukup besar dan signifikan dengan nama Program Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PPAUD). Program PPAUD adalah program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan proporsi anak dari keluarga kurang mampu untuk siap memasuki jenjang pendidikan selanjutnya melalui partisipasi dalam program Pengembangan Anak Usia Dini yang mudah, efektif, berkualitas dan terintegrasi.
Program ini menjangkau sekitar 738.000 anak-anak usia 0 sampai 6 tahun di 3.000 desa miskin di 50 kabupaten sehingga mampu mendapatkan akses pada program PPAUD dan juga sasaran lain meliputi orangtua, pendidik, pamong, staf, masyrakat, stakeholder dan sebagainya.
Bermula dari telepon seorang teman yang dulu pernah sama-sama berkarya di SurveyMETER, Lulus Kusbudiharjo, akhir Desember 2012, saya diajak bergabung dalam sebuah penelitian “Early Childhood Education and Development Impact Evaluation” atau yang kemudian di Indonesiakan menjadi Survey Endline Program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini.
 
Mendapat kunjungan teman sewaktu di SurveyMETER yang asli Lampung (Foto: 13/01/2013)

Kenapa dikatakan endline, karena sebelumnya telah dilaksanakan Survey PAUD setelah tahun pertama (baseline 2009) dan midline (2010) untuk region Sumatera. Sedangkan, yang akan dijalankan putaran ketiga (round 3) dari program ECED ini merupakan endline (2013).
Penelitian ini merupakan gelar hajatan pengumpulan data untuk evaluasi dampak dari World Bank, yang pengelolaan keuangan fieldwork data collecting dipercayakan kepada Pacto Convex. Pacto Convex didirikan pada tahun 1992 dengan misi menjadi Professional Organizer of Meetings, Incentives, Conventions and Exhibitions (MICE) terkemuka di Indonesia. Didirikan di bawah naungan Pacto Ltd., sebuah kelompok usaha yang sebelumnya bernama Pacto Tours and Travel yang didirikan pada tahun 1967 oleh mendiang Dr. Hasyim Ning.
Tujuan penelitian Early Childhood Education and Development Impact Evaluation (ECED) adalah untuk mengevaluasi program pendidikan dan pengembangan dini berbasis masyarakat yang diluncurkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Program ini dikembangkan bekerja sama dengan World Bank dengan total anggaran US$ 127.000.000, yang tujuan untuk meningkatkan akses ke layanan anak usia dini dengan tujuan sekunder meningkatkan kesiapan sekolah.

Menemani Field Supervisor mengurus surat izin di Kantor Dikpora Lampung Timur (Foto: 14/01/2013)

Dalam penelitian ini saya mendapat tugas menjadi Editor 2 Tim C (Lampung) yang terdiri atas 9 orang, yaitu Verdalita Sury (Field Supervisor), Niza Ferlina (Editor 1), saya (Editor 2), dan 6 orang enumerator (Marta Uli Agustin, Ika Widyaningsih, David Ari Kusuma, Miski, Iksan Sukarno, Rohmad Yasin Yunanto).
Selain sebagai Editor 2, saya juga ditugaskan menjadi petugas ECERS-R (Early Childhood Enviroment Rating Scale-Revised). Tugasnya melakukan obervasi kelas di PAUD dengan menggunakan instumen ECERS-R.
Dalam observasi itu, saya harus datang lebih awal dan pulang di akhir setelah aktivitas PAUD selesai. ECERS-R ini memperkenalkan inovasi, baik dalam konten dan administrasi skala sambil mempertahankan kesinambungan dua karakteristik utama ECERS, yaitu definisi kualitas yang komprehensif dan ketergantungan pada pengamatan sebagai sumber utama informasi yang menjadi dasar penilaian kualitas kelas.

Kunjungan Field Coordinator ke Tim C waktu di wilcah Desa Margamulya, Kecamatan Bumi Agung (Foto: 17/01/2013)

Skalanya terdiri dari 35 item yang disusun menjadi 6 sub skala, yaitu ruang dan furnitur (space and furnishings), rutinitas perawatan personal (personal care routines), penalaran bahasa (language and literacy), kegiatan (learning activities), interaksi (interaction), dan struktur program (program structure).
Sebelum Tim turun lapangan, personilnya mendapatkan ECED Endline Survey 2013 Training di Hotel Kurnia Dua yang beralamatkan di Jalan Raden Intan, Kelurahan Enggal, Kecamatan Enggal, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Lokasi hotel ini berada di pusat kota dan bersebelahan dengan Toko Buku Gramedia Raden Intan Bandar Lampung.
Saya berangkat naik bus dari Yogyakarta bersama personil lainnya yang akan menjadi petugas lapangan di Bengkulu, Jambi maupun Lampung. Yang mengkoordinir adalah Faqaidus Saukah yang kelak menjadi enumerator di Tim A (Bengkulu).

ECERS-R di PAUD Ma'arif NU Taman Fajar, Kec. Purbolinggo (Foto: 16/02/2013)

Berangkat dari Terminal Yogyakarta pada Ahad (06/01/2013) sore, dan tiba di Hotel Kurnia Dua menjelang siang. Pelatihannya dimulai pada Senin (07/01/2013) dan berakhir pada Sabtu (12/07/2013) sore.
Dua hari pertama pelatihan diisi dengan overview penelitian dan materi kuesioner untuk semua personil yang mengikuti pelatihan tersebut. Mulai hari ketiga, editor sudah belajar aplikasi untuk melakukan entri data.
Hari kelima, Jumat (11/01/2013), Tim C (Lampung) melaksanakan field practice di PAUD Permata Bunda yang berada di Jalan Kelengkeng VI Blok A No. 54 Perumahan Pemda Lampung, Desa Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan. Jaraknya sekitar 11 kilometer dari Hotel Kurnia Dua Bandar Lampung.

ECERS-R di TK ABA Tanjung Qencono, Kec. Way Bungur (Foto: 21/02/2013)

Dalam field practice itu, Tim C mendapat supervisi dari para peneliti utama ECED yang terdiri dari Dr Sally Anne Brinkman, BA, MPH, Ph.D., Dr. Angela Kinnel, BA, Bpsych(Hons), Ph.D., dan Amelia Maika, S.Sos., M.A.
Esok harinya, diadakan review atas kuesioner setelah pelaksanaan field practice. Pada saat review terlihat Joppe de Ree dari Education Unit, Human Development Department, World Bank, hadir di Hotel Kurnia Dua.
Sama dengan Tim A (Bengkulu) dan Tim B (Jambi), Tim C berangkat menuju ke Lampung Timur pada Ahad (13/01/2013) dan langsung njujug (datang langsung) ke rumah Field Supervisor yang berada di Dusun II Negeri Katon RT 04 RW 02 Kelurahan Negeri Katon, Kecamatan Marga Tiga, Kabupaten Lampung Timur.

ECERS-R di TK Pertiwi Braja Indah, Kec. Braja Selebah (Foto: 23/02/2013)

Enumerator mulai turun lapangan pada Senin (14/01/2013) sementara Field Supervisor mengajak saya mengurus surat izin ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Lampung Timur. Pulang Kantor Dikpora diajak singgah ke rumah saudaranya yang berada di Sukadana untuk memberi tahu bahwa bulan depan Tim C akan berbasecamp di rumah yang berbentuk panggung ini.
Dari rumah panggung khas Lampung, saya melihat sebuah masjid yang tergolong bangunan lama. Saya pun mendekat dan ternyata merupakan bangunan heritage. Nama masjid itu adalah Masjid An-Nur Sukadana.

Ketika di wilcah Desa Rajabasa Lama, berkesempatan mengunjungi Taman Nasional Way Kambas (Foto: 13/03/2013)

Awal turun memang belum efektif namun mulai hari kedua, enumerator sudah mulai aktif dengan turunnya surat izin dari Dikpora itu. Selang 3 hari turun lapangan di Desa Marga Mulya, Kecamatan Bumi Agung, Tim C mendapat kunjungan dari Field Coordinator Lulus Kusbudiharjo dan terus diajak makan-makan sambil briefing di warung makan.
Selama 3 bulan bertugas di sana, Tim C berhasil mengunjungi semua PAUD, Raudhatul Athfal (RA), TK dan sebagian SD serta Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang ada di 30 desa yang tersebar di 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Lampung Timur.

Kunjungan Programmer pada ECERS-R di PAUD Kasih Ibu Srimenanti, Kec. Bandar Sribhawono (Foto: 26/03/2013) 

Dalam 3 bulan itu juga, Tim C berganti 12 basecamp. Selain dikunjungi Field Coordinator, Tim C juga pernah mendapat kunjungan dari Programmer, Mulyana (biasa dipanggil QMul), sebanyak dua kali. Kunjungan pertama pada Selasa (26/03/2013) untuk melihat progres input data dua editor. Pada kesempatan itu, Mulyana juga berkenan melihat observasi kelas menggunakan ECERS-R di PAUD Kasih Ibu yang terletak di Dusun III, Desa Srimenanti, Kecamatan Bandar Sribhawono, Kabupaten Lampung Timur.
Sedangkan, kunjungan yang kedua diadakan pada Jumat (29/03/2013) di basecamp Srimenanti, yang letaknya tepat berada di samping Balai Desa Srimenanti. Kunjungan yang kedua ini mengandung “misi khusus” terkait kurang harmonisnya beberapa personil Tim C dalam melakukan interaksi, namun demikian saya bilang ke Programmer bahwa mengenai data, saya masih menjamin validitasnya.

Kunjungan kedua Programmer ke Tim C di basecamp Srimenanti (Foto: 29/03/2013)

Perjalanan melakukan data collecting dalam ECED yang full di lapangan selama tiga bulan lebih itu, sungguh mengasyikan. Mengutip Jaime Lyn Beaty, “Jobs fill your pocket, adventures fill your soul”, seakan mendapat keabsahannya.
Selain bekerja dalam dunia penelitian, saya juga bisa menyalurkan hobi sebagai blogger. Ketika ada waktu luang, saya manfaatkan betul untuk mengunjungi spot bersejarah. Pada waktu tinggal di basecamp Desa Sukadana, saya mengunjungi Rumah Informasi Budaya Lampung “Kencana Lepus” yang berjarak sekitar 100 meter.
Saat mengerjakan di Desa Rajabasa Lama, saya main ke Taman Nasional Way Kambas menjelang sore hari. Kebetulan letaknya basecamp dekat dan searah dengan Taman Nasional Way Kambas yang di dalamnya terdapat pusat pelatihan gajah liar.

ECERS-R di RA Muslimat NU Gunung Sugih Besar, Kec. Sekampung Udik (Foto: 03/04/2013)

Lalu, ketika sedang berada di basecamp wilayah pencacahan (wilcah) terakhir, yaitu Desa Pugungraharjo, Kecamatan Sekampung Udik, saya pun bisa menengok Taman Purbakala Pugungraharjo, Rumah Informasi Taman Purbakala Pugungraharjo, dan Prasasti Bungkuk.
Di akhir lapangan, saya juga berkesempatan mengunjungi Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa Jurai” yang jaraknya sekitar 70 kilometer dari rumah Field Supervisor. Saya pinjam sepeda motornya. Berangkat dari Negeri Katon pagi. Pulangnya singgah di Branti untuk napak tilas tempat kelahiran istri  dan sekalian mengunjungi rumah pamannya istri saya.
Jumat (26/04/2013) sore, saya bersama Field Supervisor dan Editor 1 membawa kuesioner dengan mobil rental dari Desa Negeri Katon menuju Site Office ECED di Jakarta. Tiba di Site Office keesokan harinya.
Di sana, saya ngobrol sebentar terus berpamitan untuk istirahat di rumah teman yang berada di Kota Tangerang. Saya menginap semalam di tempat teman, dan esok harinya, Ahad (28/04/2013) balik ke Solo dengan pesawat Lion Air JT 534. Berangkat pada pukul 08.30 WIB setelah diajak sarapan sama teman, dan terus diantar ke Bandara Soekarno Hatta yang jaraknya sekitar 6 kilometer.
Pesawat lepas landas pada pukul 11.30 WIB dan mendarat di Bandara Adi Soemarmo Solo pada pukul 12.45 WIB. Dari Bandara Adi Soemarmo kemudian naik taxi menuju ke rumah dengan perjalanan sekitar 50 menit. *** 


logoblog

Thanks for reading Early Childhood Education and Development (ECED) Impact Evaluation

Previous
« Prev Post

1 komentar:

  1. Wah mantap Pak Budi, saya senang pernah bekerjasama dengan Pak Budi, banyak pengalaman dan hal menarik yang saya dapatkan, terima kasih banyak Pak Budi.

    BalasHapus

Sahabat Blog